Jakarta (30\/01) – Menyambut awal tahun baru 2020, Yayasan Pesantren Islam Al Azhar mengadakan pertemuan dengan Sivitas Akademika Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) pada Selasa, 28 Januari 2020 di Auditorium Arifin Panigoro, Lt. 3, UAI. Dalam pertemuan ini, diagendakan pemaparan Sekilas Mengenal Al Azhar dari Ketua Umum Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar.<\/p>\n
Dalam pemaparannya, Drs. Sobirin HS., menjelaskan YPI Al Azhar didirikan dengan nama Yayasan Pesntren Islam pada 7 April 1952 oleh 14 tokoh Islam dan pemuka di Jakarta, yaitu dr. Syamsuddin, Menteri Sosial RI pada masa itu, Sjamsuridjal, Walikota Jakarta Raya masa itu, Soedirdjo, Tan In Hok, Gazali Syahlan, H. Sjuaib Sastradiwirja, Abdullah Salim, Rais Chamis, Ganda, Kartapradja, Sardjono, H. Sulaiman Rasjid, Faray Martak, Jacub Rasjid, Hasan Argubie, dan Hariri Hady. Yayasan pesantren ini awalnya berdiri di sebidang tanah dibilangan Kebayoran, Jakarta Selatan. Kemudian pada 1953 pembangunan masjid besar ini pun dimulai yang dinamakan Masjid Agung Kebayoran dan rampung pada 1958.<\/p>\n
Pada 1961, Mahmoud Syaltout, Grand Syekh Al Azhar Chairo saat itu, menjadi tamu negara dan menyempatkan diri untuk berkunjung ke Masjid Agung Kebayoran. Dalam kunjungan tersebut, beliau memberikan nama Al Azhar kepada masjid ini sehingga sejak saat itu masjid resmi berganti nama menjadi Masjid Agung Al Azhar.<\/p>\n
Masjid Agung Al Azhar tidak dapat dilepaskan dari peran Buya Prof. Dr. Hamka sebagai imam besar masjid ini. Ceramah – ceramahnya yang membawa kesejukan begitu luar biasa sehingga menarik masyarakat untuk melaksanakan kegiatan ibadah di masjid ini. Terutama di setiap harinya dilaksanakan Kuliah Subuh dimana salah satu materinya ialah Kajian Tafsir Al-Quran hingga akhirnya menerbitkan Tafsir Al Azhar dengan lengkap sebanyak 30 juz. Berkembangnya Masjid Agung Al Azhar yang diikuti dengan pendirian sekolah – sekolah Islam semakin hari semakin mengikat perhatian masyarakat sehingga mengharumkan nama Al Azhar.<\/p>\n