Jum’at, 9 Desember 2022, Universitas Al Azhar Indonesia mengadakan kegiatan webinar Bela Negara, webinar ini terselenggara atas kerajasama Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni dengan Direktorat Pengembangan Akademik Universitas Al Azhar Indonesia. Kegiatan yang mengambil tema Penguatan konsep Bela Negara dalam menyongsong pemilu 2024 ini dilaksanakan secara daring (on line) dan dihadiri oleh sekitar 390 peserta yang terdiri dari Sivitas Akademika Universitas Al-Azhar Indonesia dan peserta dari perguruan tinggi lain (dalam dan luar DKI Jakarta).
Peserta dari acara ini sebagian besar diikuti oleh mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia yang mengambil Mata Kuliah Universitas (MKU) Kewarganegaraan dan MKU Pancasila yang hal ini merupakan wajib dihadiri oleh mahasisiswa yang mengambil matakuliah tersebut.
Acara Webinar ini dibuka dan diresmikan oleh Rektor Universitas Al Azhar Indonesia Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc., dan dalam sambutannya menyampaikan bahwa beliau sangat mendukung kegiatan webinar tentang bela negara, selain menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya juga merupakan turunan dari rasa cinta tanah air di kalangan mahasiswa dan anak bangsa, beliau merasa diskusi mengenai bela negara ini sangat penting mengingat konsep tentang bela negara bukan hanya tentang mengangkat senjata dan perang saja melainkan lebih luas dari hal tersebut, misalkan pada partisipasi mahasiswa dalam rangka pemilu pada tahun 2024. Untuk itu beliau berharap pada acara webinar hari ini, seluruh mahasiswa dan peserta lainnya agar menyimak , bertanya, serta menyebarluaskan hasil dari diskusi acara webinar ini.
Setelah pemberian sambutan oleh pak Rektor acara dilanjutkan dengan sessi foto bersama dan pemberian materi yang disampaikan oleh para narasumber.
Narasumber I, Dr. Fokky Fuad, S.H., M.Hum. (Ketua Prodi Magister Hukum UAI), dengan judul topik bahasan “Bela Negara dalam perspektif Islam”
Dalam penyampaian awal materinya beliau menegaskan bahwa pembicaraan mengenai bela negara harus dimulai dengan rasa cinta kita terhadap negara kita sendiri , karena bela negara itu ada karena adanya pemahaman cinta terhadap negara. Bela negara diawali dengan rasa cinta tanah air dan ini merupakan modal bagi setiap manusia untuk mempertahankan apa yang ia cintai, tanpa rasa cinta tanah air tidak muncul semangat bela negara. Dan yang perlu dipahami adalah bagaimana kita bisa membentuk cinta tanah air tanpa adanya miss konsepsi terlebih dahulu, karena Islam itu sering dijadikan alat pembenar bagi oleh orang-orang yang miss konsepsi (orang-orang yang salah dalam memahami bahwa cinta kepada tanah air adalah sesuatu yang terlarang)
Selanjutnya beliau mengajak seluruh mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia agar berpikir sejenak mengenai pengertian sejatinya dari bela negara . Dalam pengertian bela negara beliau mengatakan , inti dari bela negara adalah rasa untuk mempertahankan dan melindungi apa yang kita milik sesuai dengan kapasitas yang kita miliki sehingga bela negara tidak harus mengangkat senjata kecuali pada situasi negara yang harus mewajibkan kita untuk mengangkat senjata. Kemudian , bela negara di Indonesia mengalami tantangan akibat adanya pemahaman Violent Extremis atau kejahatan yang diikuti oleh pemahaman yang sempit mengenai konsep – konsep Islam. Akibat dari adanya konsep Violent Extremis adalah munculnya konsep haram kepada setiap rasa cinta tanah air termasuk kepada kegiatan pemilu yang dilakukan setiap 5 tahun sekali. Beliau bercerita untuk menghilangkan tingkat paparan ekstremisme adalah dilakukan dengan pendekatan soft approach dengan waktu yang bervariatif , pada kasus yang beliau tangani selama 1(satu) tahun, pendekatan soft approach membuat para extrenisme merasa di manusiakan sehingga mereka mengalami penurunan tingkat ekstremisme bahkan ada yang sembuh dan kembali mencintai negara.
Narasumber II, Dr. Radian Syam, SH., MH (Akademisi dam Alumni TOF /Training of Fasilitasor Bela Negara), dengan judul topik bahasan “Bela Negara dalam Pemilu 2024”
Dalam penyampaian materinya, beliau mengajak seluruh mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia agar dapat mengawal proses pemilu sebagai kehidupan berbangsa dan bernegara, dapat berpartisipasi dalam pemilu, karena hal ini juga sebagai upaya bela negara melalui demokrasi sekaligus juga melindungi bangsa dan negara Indonesia. Pemimpin yang nantinya memegang kekuasaan akan dipilih oleh mayoritas mahasiswa, untuk itu selain partisipasi , mahasiswa diharapkan turut membangun dan menyongsong bangsa dan negara melalui penyelenggaraan pemilu sebagai langkah yang demokrasi, karena nantinya pada saat mahasiswa memegang amanah kekuasaan (mejadi pemimpin negara), mereka sudah mengetahui sejauh mana langkah-langkah yang harus diambil , sebesar apa tantangan yang dihadapi, pada situasi ini perubahan global adalah salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh mahasiswa karena perubahan global sangat cepat dan efeknya sangat terasa.
Narasumber III, Sakhroji, SH.,MH. (Ketua Bawaslu kota Jakata Timur )
Dalam materi beliau yang berjudul “Peran mahasiswa mengawal pemilu pengawasan partisipatif pemilu serentak 2024” beliau mengajak peserta webinar untuk mengenal badan apa saja yang mengawal pemilu di Indonesia dalam rangka pemilu tahun 2024 nanti, dijelaskan bahwa untuk badan pengawas pemilu di Indonesia terdiri dari Komisi Pemilihan Umum(penyelenggara) , Badan Pengawas Pemilu( pengawas) , dan Dewan Kehormatan Penyelenggaraan Pemilu(menganangi pelanggaran kode etik) .
Lebih jauh beliau menyampaikan, dalam pemilu harus ada pengawasan karena dalam pemilu harus LUBERJUDIL ( langsung , umum , bebas , rahasia serta jujur dan adil), untuk peran mahasiswa dalam mengawal pemilu, pengawasan adalah memastikan proses tahapan-tahapan Pemilu, yaitu dengan cara mengumpulkan data, mengumpulkan informasi serta menginventarisasi temuan kasus terkait pelaksanaan Pemilu yang dilakukan oleh kelompok masyarakat atau organisasi yang independen dan non-partisan sehingga Pemilu dapat berjalan sesuai dengan demokrasi pancasila.
Selain itu , beliau berharap agar mahasiswa dapat mengawal proses pemilu , dimulai dari proses perencaan hingga setelah pemilu itu selesai, dan mengajak mahasiswa untuk berpartisipasi dalam pemilu 2024, hal ini agar mahasiswa bisa memberikan suara dalam memilih pemimpin indonesia untuk 5 tahun kedepan dan hal ini sebagai upaya bela negara yang bisa dilakukan oleh mahasiswa.
Acara ini ditutup dengan sessi diskusi (tanya jawab) yang di moderatori oleh Sdr. Ahmad Raafi, (Mahasiswa Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Al-Azhar Indonesia.), dari sessi ini panitya memberikan reward dalam bentuk buku (Kewarga negaraan dan Pancasila) kepada 4 (empat) penanya terbaik.
Diharapkan dari kegiatan ini mahasiswa memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara dan mahasiswa sebagai generasi penerus diharapkan memiliki kesadaran akan hak dan kewajibannya untuk berpartisipasi pada pemilihan umum mendatang.
Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni , Universitas Al Azhar Indonesia