Pada tanggal 7-8 November 2012 yang lalu, Perhimpunan Masyarakat Taksonomi Fauna Indonesia bekerjasama dengan Perhimpunan Masyarakat Zoologi Indonesia, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, serta Fakultas Biologi Univ. Jenderal Soedirman menyelenggarakan Seminar Nasional Taksonomi Fauna ke III dan Kongres Masyarakat Zoologi Indonesia ke-1 di Fakultas Biologi Universitas Jenderal Sordirman. Program Studi Biologi berpartisipasi dengan mengirimkan empat orang mahasiswanya menjadi pemakalah pada seminar tersebut. Keempat mahasiswa tersebut adalah Ninditasya Wulandari dengan judul makalah “Analisa Morfologi dan Kadar Protein pada Empat Jenis Teripang asal Pulau Pari dan Pulau Pramuka, Teluk Jakarta”, Siti Rositawati dengan judul “Keanekaragaman Invertebrata Laut di Area Pesisir Pulau Pari dan Pulau Tikus, Kepulauan Seribu”, Angelia Yulita dengan “Forensik Satwa Liar : Gagasan Pembentukan Badan Perlindungan dan Kriminalitas Satwa Liar Indonesia”, serta Edwinnata Bustami dengan judul “Surveilans Avian Influenza subtipe H5N1 pada Kowak Malam (Nycticorax nycticorax) tahun 2010 dan 2012 di Kawasan Cagar Alam Pulau Dua”. Mereka dibimbing oleh ibu Dewi Elfidasari, M.Si yang turut mendampingi keberangkatan mereka ke Purwokerto.

Selain pengalaman dan wawasan baru, mereka tidak pulang ke Jakarta dengan tangan kosong. Makalah berjudul “Surveilans Avian Influenza subtipe H5N1 pada Kowak Malam (Nycticorax nycticorax) tahun 2010 dan 2012 di Kawasan Cagar Alam Pulau Dua” yang ditulis oleh Edwinnata Bustami, Dewi Elfidasari, M.Si, dan Dr. Sri Murtini berhasil meraih penghargaan sebagai Poster Terbaik. Ibu Dewi Elfidasari, M.Si juga terpilih sebagai Koordinator PTS se-Jakarta untuk mengembangkan penelitian bidang Zoologi. Tidak hanya itu, satu topik tentang Forensik Satwa Liar yang dipaparkan oleh Angelia Yulita mendapat apresiasi yang sangat besar dari peserta seminar dan diminta bekerjasama dengan WWF, LIPI, serta Lembaga Penelitian Eijkman untuk merealisasikan pembentukan Badan Forensik Satwa Liar di Indonesia.

Semoga peran aktif dan prestasi yang telah diraih tersebut menjadi pemicu Prodi Biologi untuk terus berinovasi