Jakarta (15/09) – Keluarga Mahasiswa Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Al Azhar Indonesia (KM FISIP UAI) bekerjasama dengan Organization of Islamic Cooperation (OIC) Youth Indonesia dalam menggelar acara International Seminar: Youth Diplomacy in ASEAN yang bertajuk “ASEAN Youth Diplomacy: Mainstreaming the OIC Youth Strategy and UN Youth 2030” pada 14 September 2019 di Auditorium Arifin Panigoro Lt.3, Universitas Al Azhar Indonesia. Seminar ini menghadirkan berbagai panelis yaitu Riaz Januar Putra Saehu selaku Direktur Kerja Sama Sosial-Budaya ASEAN, Esa Sukmawijaya selaku Kepala Biro Perencanaan dan Organisasi Kemenpora RI, Wafa Taftazani selaku Co-Chair Indonesian Youth Diplomacy, Yasmi Adriansyah S.IP., M.Si. selaku Direktur Kerjasama UAI, Sya’roni Rofii selaku Advisory Board Member OIC Youth Indonesia, dan Aghnia Dima selaku UNDP Youth Advisor.
OIC ini sendiri merupakan organisasi internasional terbesar kedua setelah United Nations yang anggotanya berisi negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Organisasi ini memperjuangkan nilai-nilai Islam dan Muslim yang sebenarnya dalam rangka menghapuskan diskriminasi yang ditujukan kepada para Muslim. Untuk itu, melalui seminar ini, OIC mengajak pemuda-pemuda bangsa Indonesia untuk turut mengambil bagian dalam melanjutkan misinya. Ini juga merupakan kesempatan yang baik untuk pemuda-pemuda bangsa dalam memajukan diplomasi Indonesia di panggung global.
Seminar ini turut dihadiri oleh Dr. Irwa Rochimah Zarkasi, SE., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Heri Herdiawanto, S.Pd., M.Si., selaku Wakil Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Dalam sambutannya, dijelaskan bahwa memang perlu keterlibatan Pemuda Muslim Indonesia dalam upaya meningkatkan diplomasi Indonesia sekaligus memperjuangkan Islam di kancah dunia. Rangkaian kegiatan seminar diawali dengan launching Model OIC Youth Indonesia yang dilakukan dengan simbolisasi pemukulan gong.
Dalam paparannya, Yasmi Adriansyah S.IP., M.Si., mengatakan, “As Moslems, we have more obligation to be a diplomat of Islam. Whenever we go, we must be an ambassador to our family.” Jika diibaratkan, setiap umat Muslim merupakan ambassador dari Islam itu sendiri. Sehingga setiap umat Muslim harus merepresentasikan Islam yang sebenarnya agar citra buruk mengenai Islam akan terpatahkan. Beliau juga menuturkan, untuk menjadi ambassador Islam yang baik, jadilah Muslim Kaffah yang sesungguhnya melalui beberapa cara. “The fisrt is Qur’an, read it to improve yourself. Second, Silahturahim. Third, determination, hard work, it’s the key to success. And then prayer, because as Moslems we need to pray,” ungkapnya.
Tak hanya itu, seminar ini juga membahas “the role of Indonesian Youth Diplomacy in achieving SDGs and OIC Youth Strategy.” Esa Sukmawijaya menjelaskan bahwa ASEAN baru hanya berperan 30% dalam pengambilan keputusan forum global. Sehingga perlu adanya partisipasi anak muda untuk membantu ASEAN khususnya Indonesia dapat lebih dilihat dalam forum global.