Jakarta (12/07) – Jum’at kemrain, Universitas Al Azhar Indonesia bekerjasama dengan MMD Initiative menggelar seminar dan kuliah umum di Auditorium Arifin Panigoro Lantai 3. Bertajuk “Bincang Seru Mahfud” acara ini mengangkat tema yang sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari yaitu “Inspirasi, Kreasi, Pancasila” . Seminar ini mengupas tuntas bagaimana menumbuhkan toleransi dan sikap saling menghormati sesama warga Indonesia dengan keragaman suku budaya sesuai dengan semangat konstitusi dan ajaran ketuhanan yang diterapkan dalam pancasila. Tidak hanya mengangkat topik yang sangat menarik, acara ini juga dihadiri oleh berbagai narasumber terbaik dan tokoh publik yang sangat menginspirasi tentunya yaitu, Prof. Dr Mohammad Mahfud MD, SH, Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin M.Sc., Selaku Rektor Universitas Al Azhar Indonesia, Inayah Wahid, Arie Kriting dan Cak Lontong. Acara yang sudah digadang gadang sejak januari lalu ini, akhirnya dilaksanakan pertama kali dibulan juli berlokasi di Auditorium Arifin Panigoro Universitas Al Azhar Indonesia. Diawali dengan sambutan oleh Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD, DH acara yang mengupas lebih lanjut sila pertama hingga sila kelima dalam pancasila, dalam acara ini dihadirkan banyak ideologi dan perspektif yang berbeda dari tiap generasi mengenai penerapan tiap sila tang dapat dilihat dalam kehidupan sehari hari generasi masa kini.
“Bangsa Indonesia adalah bangsa yang bertuhan” ujar Prof. Dr. Mohammad Mahfud saat memberikan sambutan. Menurut beliau bangsa Indonesia adalah bangsa yang dibangun atas kuasa tuhan. Mengutip sebuah syair karya Khairil Anwar yang menyatakan kepongahan manusia terhadap kuasa tuhan menggambarkan banyak bangsa Indonesia yang masih belum mempercayai kehadiran tuhan dalam hidup. Padahal jelas tertera dalam sila utama pancasila “Ketuhanan Yang Maha Esa” hadir untuk mengawali setiap sila selanjutnya yang akan membentuk bangsa dikemudian hari. Dilanjutkan dengan pembahasan mengenai konflik toleransi agama yang sedang hangat hangatnya, Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin selaku rektor UAI menjelaskan bahwa tugas para elit juga untuk selalu menjaga persatuan bangsa, karena menang dan kalah itu adalah hal biasa. “Jauh dibelakang konflik siapa yang membela agama dan siapa yang membela negara, sebenarnya sudah ada pancasila yang berdiri sebagai ideologi bangsa yang menyatukan keduanya” papar beliau. Bahkan di sila pertama sudah dijelaskan bahwa tuhan dan agama adalah segalanya, maka siapa yang mencintai agama dan negara harus dapat memahaminya dalam porsi yang seimbang.
Selain konflik agama yang menarik untuk dibahas, keseragaman pilihan dan fanatisme yang kerap mengakar dimasyarakat Indonesia juga salah satu hal yang menarik perhatian. Arie Kriting salah satu komika di Indonesia mengutarakan kegelisahanya terhadap budaya stereotyping yang masih mengakar di masyarakat Indonesia. Pesannya “jangan sampai pilihan politik kita mengkerdilkan mindset dan pikiran emas kita sebagai anak muda”. Ditutup dengan hiburan yang sangat jenaka oleh Cak Lontong, acara ini sangat menambah wawasan mahasiswa dan peserta yang hadir, semoga acara acara inspiratif seperti ini dapat terus diadakan kedepannya. Sehingga dapat memperkaya pengetahuan dan membuka pikiran banyak generasi muda lainnya.