Jakarta (27/02) – Esensi tujuan pendidikan saat ini adalah untuk membentuk manusia masa depan yang memiliki kemampuan berfikir dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi disertai berbagai keterampilan lainnya yang bermanfaat untuk mengambil keputusan dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bagi kesejahteraan umat.
Menurut data Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, proporsi penduduk Indonesia yang berpendidikan tinggi saat ini masih terhitung rendah, jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan ASEAN. Pada tahun 2010 saja, proporsi usia 25-59 tahun yang berpendidikan tinggi di negara-negara tetangga sudah cukup tinggi, antara lain Singapura 32%, Malaysia 19%, Thailand 18,3%, Filipina 26%. Hingga tahun 2014, penduduk Indonesia berpendidikan tinggi baru sekitar 8%.
Dalam upaya mengakomodir kebutuhan masyarakat usia produktif agar dapat melanjutkan pendidikan tinggi namun memiliki keterbatasan waktu dan biaya, Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) pada tahun 2018 mengembangkan metode hybrid learning. Metode ini merupakan kombinasi antara sistem pembelajaran tatap muka dan secara online, sesuai Permendikbud No. 109 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Jarak Jauh Pada Pendidikan Tinggi.
Sebagai bentuk kontribusi membangun harapan masyarakat akan pendidikan tinggi yang terjangkau, Rektor UAI, Prof. Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc., telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan HarukaEdu. Acara yag digelar di ruangan serbaguna lantai 2 ini, juga dihadri oleh ketua YPI Al Azhar dan anggota sivitas akademika. Program ini dilaksanakan atas kesadaran beliau akan peran kampus sebagai lokomotif perubahan bangsa yang harus mampu menghadirkan banyak inovasi dalam bidang pendidikan. Memahami bagaimana persoalan masyarakat terbentuk dan menciptakan solusi untuk mengatasinya. “ Ketika menjadi Rektor Universitas Al Azhar, Hybird Learning adalah program yang utama yang saya bahas ketika rapat senat pertama kali, dan Alhamdulillah program ini sangat didukung oleh seluruh sivitas” ujar beliau ketika memberikan sambutan.
Indonesia sendiri termasuk sebagai negara dengan jumlah perguruan tinggi terbanyak di dunia. Mengalahkan Cina, Indonesia memiliki kurang lebih 4300 PTS dan PTN. Namun, hasilnya belum terlihat secara signifikan. Masih banyak masyarakat indonesia yang terpaksa tidak menempuh pendidikan di perguruan tinggi lantaran biaya yang tidak murah. Dan dengan adanya program ini jelas dapat membantu mengatasi permasalahan tersebut.
Adapun program studi yang ditawarkan dengan metode hybrid learning adalah program studi Manajemen, Akuntansi, dan Ilmu Hukum. Sasaran utama calon mahasiswa metode ini, para pekerja di wilayah Jabodetabek dan lulusan SMA/sederajat yang ingin meraih jenjang sarjana strata satu dengan biaya terjangkau. Dengan adanya metode ini, harapan masyarakat untuk dapat meraih pendidikan tinggi dapat terwujud.