Jakarta (19/1)- Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Fakultas Psikologi dan Pendidikan Universitas Al Azhar Indonesia mengadakan Kuliah Umum PG PAUD “Best Practice ECE in Melbourne” yang di narasumberi oleh ibu Siti Karjati. Kuliah umum yang juga dihadiri oleh dosen Program Studi Psikologi ini selain  menjelaskan pengalaman beliau ketika mendirikan PAUD di negeri kangguru tersebut, beliau juga menjelaskan perbedaan yang signifikan antara pendidikan yang diterapkan di Indonesia dan di Australia untuk anak anak usia dini.

Dalam siklus pertumbuhan manusia, Perkembangan anak usia dini adalah masa-masa kritis yang menjadi fondasi anak untuk kehidupannya dimasa yang akan datang. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian dari potensi kecerdasan manusia berkembang dengan pesat pada usia dini. Maka tak heran jika beragam institusi dan lembaga PAUD menyiapkan metode terbaik mereka untuk mengembangkan sistem pembelajaran anak usia dini.

Seperti contohnya jika pendidikan di Indonesia telah terbiasa dengan Les atau tambahan pelajaran di ruangan kelas, maka di Melbourne memasukan anak kedalam Les pelajaran adalah hal yang tidak biasa. Karena ini bisa dianggap bahwa anak memiliki keterbelakangan mental atau berkebutuhan khusus. Di Melbourne sendiri mereka menggunakan self teaching dalam menghadapi ABK, mereka akan diajak keluar ruangan dan diberi pembelajaran intensif mengenai hal hal yang belum dipahami. Jadi bisa dipastikan mereka tidak akan bertemu pelajaran kembali seusai sekolah. Contoh perbedaan lainnya adalah kurangnya pendidikan Math Comphrehension ( matematika dalam bentuk cerita) di indonesia. Ini disebabkan oleh berbedanya konsep pengajaran literasi yang diajarkan ke anak usia dini. Secara rumus dan teoritis mereka cenderung paham akan soal yang diajukan, tetapi ketika memasuki soal yang dibungkus dalam cerita dan logika mereka akan kesulitan mencernanya.  Oleh karena itu sudah seharusnya pengenalan literasi sejak dini. Yaitu bagaimana mengembangkan kemampuan bicara dan meningkatkan kemampuan membaca secara komprehensif. Sedangkan kurikulum pembelajaran literasi sendiri terdiri dari : strategi meningkatkan kemampuan membaca, menulis dan berbicara.

Siti Karjati juga menjelaskan hal yang terpenting lainnya yaitu “ support behavior of children and young people”. Pendidikan sikap dan perilaku adalah hal peenting yang harus diajarkan sejak dini. Dengan mengenal dan menamkan  perilaku yang baik sejak dini, setiap individual kedepannya juga akan tumbuh dengan kebiasaan untuk berperilaku baik. Di Australia sendiri sudah dikenalkan sejak PAUD kedisipilinan yang tinggi yaitu dengan menerapkan  4 Be di sekolah yaitu  be safe (aman), be ready (siap), be respect (menghormati), and be resilient (tegar).  Keempat unsur inilah yang akan dijadikan tolak ukur dalam memberikan izin setiap anak untuk melakukan sesuatu. Ditutup dengan sesi tanya jawa, acara kuliah umum ini berlangsung sangat kondusif. Semoga cerita pengalaman ibu Siti Karjiati dapat menambah wawasan dan memotivasi mahasiwa Program Studi PAUD untuk terus meningkatkan mutu Pendidikan Anak Usia Dini di masa yang akan datang.