f3480374-6155-4c07-825b-e67fbf557fc3-1200x800Tangerang Selatan – Belmawa. Di era ‘disruptive innovation‘ seperti saat ini, perguruan tinggi harus senantiasa melakukan terobosan agar tetap unggul dalam persaingan global. Perguruan tinggi harus mampu menciptakan inovasi untuk dapat berkompetisi. Hal tersebut yang diucapkan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir saat memberikan Kuliah Umum dengan tema “Meraih Prestasi Demi Membangun Daya Saing Bangsa Menuju Keunggulan Kompetitor” di Universitas Pamulang (Unpam), Jumat lalu (8/12).“Perguruan tinggi yang besar tidak dilihat dari kampusnya yang besar atau mahasiswanya yang banyak. Kampus yang besar dan akan menang dalam kompetisi adalah kampus yang berinovasi,” ujar Menteri Nasir.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Nasir yang hadir didampingi oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Rina Indiastuti berpesan kepada ribuan mahasiswa yang mengikuti kuliah umum tersebut agar bisa menjadi mahasiswa yang berkualitas dan bisa menjadi lulusan terbaik.

“Lulusan terbaik bukan hanya diciptakan dari kampus-kampus hebat. Di era ‘disruptive innovation’, kampus yang hebat pun nantinya jika tidak berinovasi maka tidak bisa bersaing,” ungkapnya.

d7fe129a-ed40-432c-9923-458db67f5bcd-1200x800Menteri Nasir memaparkan bahwa peningkatan daya saing Indonesia di tingkat global tahun ini memang meningkat ke peringkat 36 dari peringkat 41. Menurutnya hal yang masih perlu didorong adalah tenaga kerja terampil (skilled worker) dan tenaga yang berkualifikasi (qualified worker) di Indonesia yang masih rendah.

Skilled worker atau qualified worker bisa baik kalau punya inovasi,” pungkasnya. Namun dalam World Competitiveness Forum, Technology Readiness Level (TRL) atau tingkat kesiapan teknologi juga masih rendah. Untuk itu Nasir mendorong perguruan tinggi agar bisa lebih berkualitas sehingga daya saing global pun meningkat. (DRT-AP/Editor/HKLI)