Alma mandjusri (Ketua Program Ilmu Komunikasi FISIP-UAI)

Pernahkah kita merasa menyesal dengan perbuatan maksiat yang kita lakukan dan berniat untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut? Atau kita merasa bersyukur bahwa apa yang kita lakukan membawa kehidupan kita menjadi lebih baik? Atau kita merasa marah pada diri sendiri karena tidak berani melakukan sesuatu yang dapat membuat suatu keadaan menjadi lebih baik, padahal kita mampu melakukannya? Semua pikiran yang timbul dari hasil proses pertukaran dan transformasi pesan yang dilakukan dari diri sendiri, oleh diri sendiri dan untuk diri sendiri, dalam Ilmu Komunikasi, merupakan salah satu bentuk komunikasi intrapersonal, yang dianggap menjadi dasar bagi semua bentuk komunikasi.  Komunikasi intrapersonal adalah jantung dari kegiatan komunikasi seseorang. Tanpa memahami diri sendiri, akan sulit untuk memahami orang lain. (West and Turner, 2007, hal 36)

Virgina Satir dalam (West & Turner, 2007) berpendapat bahwa dialog-dialog internal ini dapat membantu individu-individu untuk memperkuat penghargaan diri (self-esteem) seseorang – suatu orientasi positif yang dimiliki orang terhadap dirinya sendiri. Ketika individu berkomunikasi dengan dirinya sendiri, proses tersebut dapat sepenuhnya disengaja atau tidak disengaja.

Komunikasi Intra personal dalam Islam, menurut Arbi (2019) dipercaya sebagai cara manusia melatih potensi kalbu, agar fungsi kalbu mengevaluasi diri selalu berlangsung dan berkesinambungan. Mengutip hadis Rasul SAW yang menyatakan bahwa: “Allah tidak melihat rupamu dan harta bendamu tetapi Allah akan senantiasa menilai kepada eksistensi dan potensi kalbumu dan amal perbuatanmu.” (HR.Muslim dari Abu Hurairah r.a).

Di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, di tengah situasi Pandemi Covid-19 dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar, dengan kemajuan teknologi komunikasi berbasis internet, di mana hampir semua aktivitas, mulai dari kegiatan kantor, perkuliahan, kegiatan ibadah, bahkan kegiatan belanja, kuliner dan lain-lain bisa dilakukan dari rumah. Inilah saat yang tepat untuk meluangkan waktu mengasah potensi kalbu kita melalu komunikasi intrapersonal, agar kita menjadi orang yang beruntung.

Bagaiman cara kita melakukan komunikasi intrapersonal, Arbi (2019) memberikan contoh komunikasi intrapersonal antara saya dan aku, sebagai berikut:

Aku : Memaafkan orang yang menzalimi/meniadakan, menganiaya kita, bagaimana?

Saya : Tindakan aniaya tersebut urusan orang yang melakukan aniaya dengan Allah SWT.

Aku : Jadi? Sebelum ia minta maaf, kita maafkan? Siapa yang beruntung?

Saya : Saya beruntung karena saya mampu melepaskan energi negatif dari dalam tubuh   saya. Energi positif melindungi saya. Allah SWT, hanya Engkau Pelindungku.

Melalui aktivitas komunikasi intrapersonal kita melakukan introspeksi diri, memaafkan orang-orang yang pernah menyakiti, mengakui segala kesalahan yang pernah kita perbuat, mensyukuri nikmat yang tak pernah henti dianugerahkan Allah kepada kita. Gunakan waktu-waktu kita diam di rumah dengan kegiatan komunikasi intrapersonal yang dapat membawa kita pada pribadi yang sabar.

Setiap orang muslim dituntun untuk senantiasa melakukan muhasabah berdasarkan firman Allah dalam surah al-Hasyr ayat 18:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah (dengan mengerjakan suruhan-Nya dan meninggalkan larangan-Nya), dan hendaklah tiap-tiap diri melihat dan memerhatikan apa yang ia telah sediakan (dari amal-amalnya) untuk hari esok (hari Akhirat). dan (sekali lagi diingatkan) bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat meliputi pengetahuannya akan segala yang kamu kerjakan.”

Footnote:

Richard West & Lyn H.Turner, 2007, Pengantar Teori Komunikasi, Edisi 3, Jakarta, Salemba Humanika, hal. 35 – 36.

Dr. Armawati Arbi, M.Si, 2019, Komunikasi Intrapribadi: Integrasi Komunikasi Spiritual, Komunikasi Islam, dan Komunikasi Lingkungan, Jakarta: Kencana, Hal 247 –

https://tafsirweb.com/37716-quran-surat-al-hasyr-ayat-18-24.html

Universitas Al Azhar Indonesia

Ilmu Komunikasi