Dr. Dewi Elfidasari., S.Si., M.Si

(Prodi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Al Azhar Indonesia/Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UAI)

Covid-19 adalah penyakit yang saat ini menyebabkan pandemik karena telah menyebar hampir di seluruh negara yang ada di dunia. Istilah Covid-19 dikeluarkan oleh badan kesehatan dunia WHO, berasal dari singkatan Coronavirus Disease 2019 artinya penyakit yang disebabkan oleh Virus Corona dan ditemukan pada tahun 2019. Penyakit ini muncul pertama kali di Kota Wuhan, Propinsi Hubei Tiongkok yang menyebabkan sejumlah orang mengalami sakit pada saluran pernapasan. Hingga Tanggal 6 Mei 2020 jumlah negara di dunia yang warganya mengalami infeksi Covid-19 adalah 187 negara, dengan jumlah pasien yang dikonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 3.664.143 orang dan jumlah kematian sebanyak 267.303 orang (7,30%) 

Coronavirus yang menginfeksi manusia pada wabah Covid-19 ini adalah virus “Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus” (SARS CoV). Wabah yang disebabkan oleh SARS CoV pernah ada sebelumnya di tahun 2002, yang pertama kali ditemukan di Kota Guangdong, Tiongkok. Hal ini yang menyebabkan para peneliti dunia memberi nama pada virus penyebab Covid-19 dengan Novel Coronavirus 2019 atau 2019-nCov yang kemudian menjadi popular dengan nama SARS Cov-2 untuk membedakan dengan coronavirus yang menyebabkan wabah SARS pada tahun 2002.

Dalam bidang ilmu Virologi, Coronavirus termasuk dalam famili besar Coronaviridae. Corona   berasal dari istilah bahasa latin “Crown” yang artinya mahkota. Semua virus yang masuk dalam famili Coronaviridae memiliki “mahkota” yang berada di seluruh tubuhnya. “Mahkota’ ini merupakan salah satu bagian dari tubuh virus, berupa “spike” yang berbentuk seperti “paku”, disusun oleh Glikoprotein, dan paling berperan penting pada proses penyebaran virus, karena merupakan tempat menempel pada inang (baik hewan maupun manusia).

Coronavirus telah lama teridentifikasi berada pada tubuh hewan sejak tahun 1900an. Virus ini terdapat pada sejumlah hewan seperti ayam, kalkun, kucing, anjing, babi, tikus dan sapi. Coronavirus pada manusia atau Human Coronavirus (HCoV) pertama kali muncul dalam laporan pada pertengahan 1960an. Jenis coronavirus pertama kali yang terdeteksi diberi nama HCoV-229E dan selanjutnya HCoV-OC43. Spesies ini tidak mengancam nyawa seseorang penderita dan sering  berkaitan dengan gejala flu biasa.

Coronavirus  dikelompokkan menjadi 4 sub kelompok utama yaitu Alpha (a) Coronavirus, Betha (b) Coronavirus, Gamma (g) Coronavirus dan Delta (d) Coronavirus. Yang termasuk dalam a-Coronavirus adalah HCoV-229E dan HCoV-NL63. Yang termasuk pada b-Coronavirus adalah HCoV-OC43, HCoV-HKU1, SARS CoV, MERS CoV, dan SARS CoV-2. Dari ketujuh jenis coronavirus yang terdapat pada manusia, hanya tiga jenis coronavirus yang terdapat pada kelompok b-Coronavirus merupakan virus yang menyebabkan pandemik pada manusia, yaitu Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus” (SARS CoV) yang menyebabkan wabah SARS pada tahun 2002, Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS CoV) yang menyebabkan wabah MERS pada tahun 2012 dan Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus 2” (SARS CoV-2) yang menyebabkan wabah Covid-19 saat ini.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan sejak tahun 2005, sebagian besar coronavirus ditemukan berada di dalam tubuh hewan kelelawar yang menjadi Natural Host atau inang alami sebagai tempat virus berkembang biak. Di dalam tubuh kelelawar, coronavirus tidak menyebabkan infeksi. Hal ini karena mekanisme sistem pertahanan tubuh kelelawar yang menyebabkan hewan tersebut resisten terhadap coronavirus. Oleh karena itu, kelelawar menjadi inang alami yang sangat baik bagi perkembangan  coronavirus.

Akan tetapi, coronavirus yang berasal dari kelelawar tidak dapat langsung menginfeksi manusia. Dibutuhkan serangkaian mekanisme tertentu yang berpotensi mengubah materi genetik coronavirus pada kelelawar sehingga mampu menginfeksi manusia, hingga dapat menyebabkan pandemik di dunia seperti wabah SARS, MERS dan Covid-19 saat ini. Seperti yang disampaikan oleh WHO bahwa coronavirus membutuhkan inang perantara sebelum menginfeksi manusia.

Untuk mengetahui mekanisme penularan corona virus dari hewan ke manusia, mari bergabung dengan Prodi Biologi UAI

 

Universitas Al Azhar Indonesia

Biologi