Dewasa ini, isu-isu terkait lingkungan yang berdampak negatif bagi ekosistem telah menjadi perhatian penting diseluruh dunia. Berbagai instansi, baik itu pemerintah maupun swasta berlomba-lomba dalam menyelesaikan masalah lingkungan tersebut. Dalam hal ini UNSW (The University of New South Wales) Sidney, Australia ikut berpartisipasi, salah satunya dengan mengadakan lomba foto terhadap masalah lingkungan yang dapat diselesaikan melalui ilmu sains.

Tidak kurang dari 8900 lebih peserta berpartisipasi dalam perlombaan sains yang diadakan oleh UNSW Australia ini. Imam Rosadi sebagai mahasiswa Biologi (Bioteknologi) telah ikut serta menyampaikan opini mengenai masalah lingkungan dan solusinya di bidang bioteknologi. Menjadi TOP 10 dalam perlombaan ini merupakan suatu kesempatan yang sangat berharga sehingga dapat menghadiri acara Open Day UNSW Australia di Grand Hyatt Hotel. Prestasi ini terwujud tidak lepas karena informasi yang disampaikan oleh bapak Dr.rer.nat. Yunus Effendi, M.Si.,M.Sc. berikut dengan arahan beliau mengenai bimbingan kesesuaian tema.

Pada lomba ini, saya menampilkan kelimpahan foto enceng gondok (Eichhornia crassipes) yang ada di Kalimantan Timur. Enceng gondok merupakan gulma yang pertumbuhannya tinggi sehingga dapat merusak lingkungan perairan. Selain itu, enceng gondok dapat meningkatkan evapotranspirasi (meningkatnya penguapan dari daun), menurunnya jumlah cahaya yang masuk ke dalam perairan sehingga menurunkan tingkat Dissolved Oxygen (DO). Pertumbuhan eceng gondok yang tinggi menyebabkan pendangkalan rawa. Akibatnya, mengganggu transportasi lalu lintas air. Enceng gondok di wilayah Kalimantan Timur ini tidak dimanfaatkan sehingga pertumbuhannya meningkat drastis dan menutupi wilayah perairan rawa.

Solusi yang saya tawarkan adalah memanfaatkan enceng gondok menjadi sumber bioethanol (energy hijau berbasis ramah lingkungan) secara bioteknologi. Pada lomba ini saya memaparkan, bahwa untuk mengolah enceng gondok menjadi bioethanol memiliki beberapa tahapan yang terdiri dari pretreatment, hidrolisis dan fermentasi.

Pretreatment dilakukan dengan menghancurkan bagian selulosa, hemiselulosa dan pati pada enceng gondok. Proses ini dapat berlangsung secara fisika atau kimia seperti pemanasan dan pencampuran NaOH dan H2O2. Proses hidrolisis dapat dilakukan secara bioteknologi dengan memanfaatkan jamur Aspergillus niger dan ragi Saccharomyces cerevisiae. Aspergillus niger dapat menghasilkan enzim α-amilase dan enzim selulase untuk mendegradasi pati dan selulosa. Sedangkan ragi Saccharomyces cerevisiae menghasilkan enzim glukoamilase untuk mengubah polisakarida menjadi gula sehingga dapat difermentasi. Selanjutnya hasil fermentasi berupa bioethanol dan ampas enceng gondok yang dapat dimanfaatkan sebagai kompos.

Semoga kegiatan positif seperti ini dapat terus diikuti untuk menambah wawasan dan pengalaman dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya sains dan teknologi. Terima kasih banyak untuk Bapak Dr. Ary Syahriar, DIC selaku Dekan FST, Ibu Nita Noriko selaku Kaprodi Biologi, bapak Dr.rer.nat. Yunus Effendi, M.Si.,M.Sc. untuk bimbingannya. Ketelitian dan gigih dalam berusaha, serta selalu diiringi dengan doa merupakan kunci keberhasilan kita semua.

 Imam Rosadi -UAI (1) Imam Rosadi -UAI (4) (1024x768) Imam Rosadi -UAI (3) Imam Rosadi -UAI (2)